19 tahun itu ternyata belum cukup untuk bisa menemukan apa yang paling kamu inginkan selama hidupmu.
Aku bukan seorang umat yang taat,bukan manusia yang selalu ingat Tuhan disaat senang..
Hidup diantara keyakinan yang berbeda itu bukan hal mudah..
Begitulah yang aku rasakan,tapi entah kenapa aku tak pernah mengeluhkannya.
Di saat pertama kali mengenal sekolah,aku tidak mempelajari keyakinan yang aku anut.
TK dan SD aku belajar mengenal agama Kristen.
Aku masih sedikit ingat cerita tentang Bangkitnya Tuhan Yesus,lahirnya Yesus dan cerita2 semacam itu.
Tapi mulai kelas 4 SD aku belajar agama yg kuanut sejak lahir. Hanya dari sekolah..
Orang tuaku bukan umat yang taat,aku ga pernah diajari tentang doa sehari-hari. aku belajar hanya dari sekolah.
Sejak saat itu entah kenapa aku berniat mempelajari agama Katolik,hingga detik ini.
Selama ini aku tetap berusaha mempelajari keyakinan yang kuanut,berdoa dengan cara yg dianjurkan oleh agamaku.
Aku termasuk awam dengan agamaku sendiri,jauh dibandingkan orang lain.
Aku berusaha menjalaninya pelan2,walaupun belum banyak yang kupelajari.
Saat SMA aku lebih rajin berdoa daripada biasanya. Tapi,walaupun aku bisa merasa lebih tenang aku belum merasakan sebuah kelegaan setelah "bercerita" dengan Tuhan.
Aku coba bertanya pada diri sendiri,sebenarnya apa aku merasa bahagia selama ini?
Aku sering mengeluh pada Tuhan,kenapa hidupku terasa sulit,jarang sekali aku bersyukur..
Sulit rasanya menemukan keajaiban Tuhan saat itu,aku merasa mukjizat Tuhan itu tak nampak padaku.
Aku pernah mengungkapkan keinginanku untuk berpindah keyakinan kepada orang tuaku.
Reaksi mereka membuatku lega. Semua keputusan ada di tanganku,mereka menyerahkan semuanya kepadaku.
Akhirnya aku memulainya dengan bertanya pada mama. Dulu,mamaku adalah seorang penganut Katolik. Tapi sejak menikah,mama mengikuti keyakinan papa.
Aku bertanya tentang doa2,dan cara2 menjadi seorang Katolik. Kemudian,aku bertemu dengan keluarga mama yang beragama Katolik. Saat itu aku ikut tes SNMPTN di Surabaya dan memperingati 40 hari meninggalnya nenekku.
Sebelum ujian masuk universitas,aku diajak sepupu dan om ku mengikuti misa di gereja untuk pertama kalinya.
Kagum dan terharu adalah kesan pertama saat aku masuk ke gereja. Aku mengikuti semua ritual dan proses saat Misa hari Minggu itu. Kesan lain yang terasa adalah kekeluargaan. Aku ga melihat ada kesenjangan disana. Semua tampak sama,tidak ada perbedaan status sosial. Mulai saat itu aku makin yakin dengan apa yang aku inginkan.
Aku mulai belajar doa2 dan cara berdoa yg paling dasar. Mama juga masih sering berdoa secara Katolik saat berdoa untuk kakek nenekku.
Saat ini aku sudah 2 kali mengikuti misa di gereja Katolik. Yang kedua adalah saat Misa Natal taun lalu. Aku ikut kakak sepupuku yang kuliah di Jogja pulang kampung ke daerah Ambarawa,Jateng. Aku ikut Misa Natal bersama dan merasakan kehangatan di tengah khidmatnya Misa.
Aku kagum melihat patung Bunda Maria yg tampak sangat indah. Aku mencoba mendengarkan khotbah Romo dan ikut menyanyikan lagu Natal.
Disitulah aku merasa Tuhan ada di tengah2 kami yang memujaNya. Aku merasakan Dia nyata.
Aku benar2 merasa Tuhan mendengar semua ceritaku,menangis penuh syukur di dalam doaku.
Aku merasa hidupku lebih mudah dan aku jadi lebih kuat..
Aku akan mulai dari awal,akan belajar mengenal Tuhan,aku mencoba mengumpulkan keyakinanku lagi dan akan memulai fase hidup baru sebagai seorang manusia..
Tuhan,jika memang ini yang terbaik,tuntun aku dalam jalanMu yang terang dan berkati aku di setiap jalan yang akan kulalui..
No comments:
Post a Comment