Beberapa hari ini rasanya seperti dihantam sebuah badai. Entah kenapa aku merasa terlalu sedih dan rasanya seperti ingin meledak dan mengutuk diri sendiri.
Pesan itu datang dan menghancurkan perasaanku. Di satu sisi aku merasa gagal menjadi diriku. Kesalahan ini terjadi bukan hanya karena orang tersebut salah memilih jalan, tapi aku juga bersalah karena sebagai salah satu bagian hidupnya,aku tidak bisa membawanya menjadi orang yang benar.
Aku tau dia salah. Aku tau kesalahan yang dia lakukan. Aku melihat semua buktinya. Tapi aku hanya diam, menunggu saat yang tepat dan mengumpulkan kekuatan untuk mengungkapkan semuanya.
Akhirnya aku tau aku juga bersalah. Karena diamku, dia bertindak semakin jauh. Dia menutup semua kesalahannya dengan membohongi orang-orang yang dekat dengannya. Termasuk aku.
Aku berusaha membuka ini semua, tapi dia tidak pernah jujur dengan semua kesalahan yang sebenarnya sudah aku tau sejak lama. Sekalipun dia meminta maaf, aku tidak merasakan rasa bersalah dari ucapan maafnya. Sepertinya tidak ada rasa menyesal dan malu telah melakukan kesalahan yang menurutku tidak kecil. Seakan-akan baginya itu semua adalah hal sepele.
Dan aku hanya bisa menangis. Suaraku tercekat, tidak bisa berteriak. Aku ingin marah, tapi seakan tertahan. Aku ingin mengutuk Tuhan karena semua kesalahan ini, tapi aku hanya bisa bercerita pada Tuhan.
Karena Tuhan paling tau tentang segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku. Aku tidak bisa bercerita pada siapapun,kecuali Tuhan.
Aku berharap semua akan menjadi baik. Aku berdoa semoga ini semua hanya mimpi.
Masa sulit itu kini telah tiba,sedikit demi sedikit menghapus senyumku yang memang sudah luntur.
Mengikis semangat dan kekuatanku yang memang sudah menghilang.
Merampas kepercayaanku yang kini telah melebur...
No comments:
Post a Comment